Mengapa kau tega menutup mata,
menutup telinga,
menghentikan nafasmu,
menghentikan denyut nadimu…
Manakala mata-mata tak berdosa itu ingin meraih tanganmu…?
Mengapa harus aku yang menanggung semua ini kasihku?
Mengapa kita tiada bisa bersama hingga ke ujung dunia?
Mengapa rasa kehilangan begitu mencekam saat rasa rinduku tak mungkin lagi kucurahkan padamu selamanya…?
Mengapa aku terbelenggu oleh rasa sesal di dada ketika kau mampu menghirup wanginya tubuhku?
Ahhh,
aku hancur,
dan aku mati dalam sisa nyawaku…
Kasihku sayang…
Pergilah…
Pergilah…
Nikmati kehidupanmu yang baru…
Kan kunikmati kehidupanku dalam langkah kecil dan mencoba menepis duri-duri yang ingin menusuk kakiku…
Agar aku tak cacat demi mata-mata tak berdosa…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar